Tuesday, September 15, 2015

Analisis Singkat terhadap al-Ikhlas (Bagian 2)

al-Ikhlas/112:2

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
Transliterasi: Allahush shomad
Terjemahan (Yusuf Ali): God, the Eternal, Absolute
Terjemahan (M.M. Pickhtall): Allah, the Eternally Besought of all!
Terjemahan (Ali Quli Qarai): Allah is All-embracing
Terjemahan (Kementerian Agama Indonesia): Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu

Yang langsung terlihat beberapa terjemahan di atas adalah begitu banyaknya varian terjemahan ayat ini yang terjadi karena perbedaan dalam memaknai ash-shomad:
- Secara literal, shomad artinya yang solid tanpa lubang atau kekosongan di dalam; tidak berubah; berniat atau berpaling pada; 
- Dia yang tempat bergantung segala sesuatu. (Tafsir al-Mizan)
- Yang dituju atau dijadikan sandaran dalam berbagai kebutuhan (Tafsir al-Jalalayn)
- Eksistensi absolut yang hanya milikNya, selainnya adalah eksistensi yang sementara atau kondisional; Dia tidak bergantung kepada apa pun, tetapi semuanya bergantung kepadaNya (Yusuf Ali)

Tentunya, sebagai agama monoteis yang paling dekat dengan Islam, dengan penjelasan ini para Yahudi yang bertanya kepada Rosulullah (saw) dapat memahami kesamaan pandangan Islam dengan mereka. Hal ini juga sejalan dengan makna lain dari היה (h-y-h) yang merupakan akar kata dari יהוה (y-h-w-h), yaitu "self-existence".

Yang menarik adalah arti ash-shomad sebagai "yang solid" memiliki paralel dengan penyebutan Tuhan sebagai "Batu" dalam tradisi Yudaisme (dan juga Kristen). Hal ini juga disebutkan oleh Mun'im Sirry melalui akun Twitter @MunimSirry yang kultwit terkait hal ini dapat dibaca di http://chirpstory.com/li/243954

Dari penyebutan Tuhan sebagai Batu di Tanak (istilah Yudaisme untuk Bible yang dikenal sebagai Perjanjian Lama di Kristen), istilah ini paling sering dipakai di Tehillim (Psalm/Mazmur/Zabur).

Contoh pemakaian istilah ini di Tehillim/Psalm/Mazmur 18:32
כִּי מִי אֱלוֹהַּ, מִבַּלְעֲדֵי יְהוָה;    וּמִי צוּר, זוּלָתִי אֱלֹהֵינוּ
Terjemahan (Mechon Mamre):  For who is God, except YHWH? And who is a Rock (Tzur), except our God?

Jadi, jika al-Ikhlas:1 membawa referensi kepada Shma` Yishrael yang dibawa oleh Nabi Musa (as), al-Ikhlas:2 membawa referensi pada Nabi Dawud (as) yang keduanya adalah 2 figur terbesar dalam Yudaisme.

Pengertian ash-shomad lainnya, "tidak berubah", juga menimbulkan suatu pertanyaan yang menarik terkait dengan Trinitas. 

Menurut Council of Nicea, Trinitas adalah "3 hypostasis (person) dalam 1 ousia (substansi)". Dengan kata lain, menurut Trinitas, terdapat 3 person yang berbeda (Bapa, Anak, & Roh Kudus), tapi ketiganya 1 substansi. Seorang Kristen akan menolak jika disebut sebagai seorang politeis karena Trinitas tidak sama dengan Triteisme yang menganggap adanya 3 Tuhan yang memiliki substansi yang berbeda dan Triteisme jelas ditolak dalam Kristen. Menurut doktrin Council of Chalcedon, terdapat 2 physis (nature) dalam Iesous Kristos, yaitu ketuhanan (yang merupakan hypostasis Anak sehingga substansinya Tuhan) dan kemanusiaan (yang memiliki substansi yang sama dengan manusia lain) yang satu dengan yang lainnya tidak bercampur. Dengan kata lain, terjadi inkarnasi hypostasis Anak dalam tubuh manusia sehingga hasilnya adalah Tuhan dan menusia sekaligus. Keyakinan ini disebut sebagai dyophysite.

Jadi, bisa jadi ini adalah kritik implisit al-Qur'an kepada Trinitas terutama dalam hal inkarnasi, karena terjadinya perubahan dalam hypostasis Anak dari tidak mendiami tubuh manusia menjadi mendiami, walaupun di sisi lain, jika dilihat dari sisi ousia, tidak ada perubahan dari substansiNya.

Daftar Pustaka

Versi 1.0 2015-09-15: Post awal
Versi 1.1 2015-09-19: Tambahan analisis pengertian ash-shomad sebagai "tidak berubah"

No comments:

Post a Comment