Sunday, September 13, 2015

Analisis Singkat terhadap al-Ikhlas (Bagian 1)

Pendahuluan
al-Ikhlas (Q.S. 112) adalah salah satu suroh yang paling banyak mendapatkan perhatian di al-Qur'an. Walaupun singkat, namun ia memuat inti konsep monoteisme dalam Islam. Telah banyak tafsir yang membahas surat ini, juga kajian-kajian dari sisi filosofis. Tulisan ini hanya mencoba membahas dari salah satu sudut pandang saja, yaitu bagaimana memaknai al-Ikhlas dalam konteks asbabun nuzul-nya seperti yang tertera dalam 1 hadits di bawah ini.

Asbabun Nuzul
Ada beberapa versi asbabun nuzul suroh ini, namun di sini kita akan memfokuskan kepada salah satunya menurut hadits yang terdapat di Ushul al-Kafi (Kitab at-Tawhid, Bab an-Nisbah) berikut ini:

أحمد بن إدريس، عن محمد بن عبد الجبار، عن صفوان بن يحيى، عن أبي أيوب، عن محمد بن مسلم، عن أبي عبد الله عليه السلام قال: إن اليهود سألوا رسول الله صلى الله عليه وآله فقالوا: انسب لنا ربك فلبث ثلاثا لا يجيبهم ثم نزل قل هو الله أحد إلى آخرها. ورواه محمد بن يحيى، عن أحمد بن محمد، عن علي بن الحكم، عن أبي أيوب.

Abu `Abdillah (Imam Ja`far ash-Shodiq) berkata, "Para Yahudi bertanya kepada Rosulullah (saw): '[Terangkanlah] pada kami atribusi (pensifatan) Robbmu'. Maka selama 3 hari beliau tidak menjawab mereka, lalu diwahyukan Qul huwallahu ahad hingga akhir [suroh]."

Menurut al-Majlisi dalam Mir'atul `Uqul, hadits ini isnadnya shohih.

Dari hadits ini dapat dipahami:
1. al-Ikhlas turun sekaligus dari awal suroh hingga akhir suroh.
2. Turunnya al-Ikhlas adalah sebagai jawaban dari pertanyaan para Yahudi tentang bagaimana Nabi (dan juga Islam) memandang atribusi (pensifatan) Tuhan. Oleh karena itu, artinya al-Ikhlas harus dapat dipahami oleh para Yahudi dalam konteks Yudaisme atau dalam konteks paham ketuhanan lain, termasuk Kristen, yang dikenal di zaman tersebut.

al-Ikhlas/112:1
Yang sangat menarik adalah bagaimana al-Ikhlas dimulai dengan ayat yang sangat mirip dengan formulasi Shma` Yishrael yang terdapat dalam Torah (Debarim/Deuteronomy/Ulangan 6:4)

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Transliterasi: Qul huwallahu ahad
Terjemahan (M.M. Pickthall): Say: He is Allah, the One!
Terjemahan (Kementerian Agama Indonesia): Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa

שְׁמַע, יִשְׂרָאֵל:  יְהוָה אֱלֹהֵינוּ, יְהוָה אֶחָד
Transliterasi: Shma` Yishrael: YHWH eloheynu, YHWH ehad
Terjemahan (Mechon Mamre): Hear O Israel: the LORD our God, the LORD is one
Terjemahan: Dengarlah Israel: YHWH tuhan kita, YHWH esa
(Catatan: Dalam tradisi Yudaisme, nama pribadi Tuhan dilambangkan dengan 4 huruf yod-he-waw-he yang tidak boleh diucapkan dan dalam bacaan diganti dengan Adonay (Tuan) atau HaShem (al-Ism/The Name/Nama))

Kesamaan ini juga disebutkan oleh Mun'im Sirry dalam twitnya dengan akun @MunimSirry yang kultwitnya untuk al-Ikhlas/112:1 dapat dibaca di sini: http://chirpstory.com/li/243726

Salah satu kemungkinan mengapa al-Ikhlas dimulai seperti ini adalah karena formulasi Shma` Yishrael adalah formulasi konsep ketuhanan yang paling dikenal oleh para pengikut Yudaisme dari dulu sampai dengan sekarang. Shma` juga adalah inti dari tefillah (sembahyang) shaharit (pagi) dan ma`arib (malam) yang dipercaya sebagai bagian dari mitzwah (perintah Tuhan dalam Torah). Seperti yang diperintahkan kepada mereka dalam Deuteronomy 6:7, para pengikut Yudaisme juga mengajarkan Shma` ini kepada anak mereka dan menjadi kalimat yang mereka sebut sewaktu baru bangun (dalam tefillah shaharit) dan sebelum tidur (dalam tefillah ma`arib).

Ada paralel lain yang menarik di al-Ikhlas/112:1. Ayat ini secara harfiah juga dapat diterjemahkan sebagai: Say: He, Allah, is Unique (Katakanlah: Dia, Allah, itu Esa). Fokus di sini adalah pada "He" ("Dia").  יהוה (y-h-w-h) secara etimologis bersumber dari היה (h-y-h) yang berarti "to be" atau "menjadi". Pemakaian salah satu varian dari akar kata ini bisa dilihat di Shemot/Exodus/Keluaran 3:14 yang menuliskan bagaimana jawaban Tuhan sewaktu Nabi Musa (as) bertanya kepadaNya pada ayat sebelumnya apa yang harus dikatakannya kepada Bani Isroil jika mereka bertanya siapa nama (ism) Tuhan:

וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים אֶל-מֹשֶׁה, אֶהְיֶה אֲשֶׁר אֶהְיֶה; וַיֹּאמֶר, כֹּה תֹאמַר לִבְנֵי יִשְׂרָאֵל, אֶהְיֶה, שְׁלָחַנִי אֲלֵיכֶם
Terjemahan (Mechon Mamre): And God said unto Moses: "I AM THAT I AM (ehyeh asher ehyeh)"; and He said: "Thus shalt thou say unto the children of Israel: 'I AM (ehyeh) hath sent me unto you'.

אֶהְיֶה (ehyeh) adalah bentuk tunggal pertama maskulin (first person singular masculine) yang bersumber dari היה (h-y-h) sedangkan יהוה (y-h-w-h) adalah bentuk tunggal ketiga maskulinnya (third person singular masculine). Jadi, dengan kata lain, YHWH dapat berarti HE IS (seperti ehyeh berarti I AM). Pemakaian هُوَ (huwa/He/Dia) yang juga merupakan bentuk tunggal ketiga maskulin adalah paralel menarik yang terkait dengan etimologis YHWH ini.

Dengan 2 paralel ini, menjadi jelas bagi para Yahudi yang bertanya kepada Rosulullah (saw) bahwa Islam memandang Tuhan itu Esa seperti yang mereka pahami dan Tuhan-nya Islam adalah sama dengan Tuhan yang mereka yakini (yaitu Tuhan itu sendiri).


Daftar Pustaka

Versi 1.0 2015-09-13: Post awal
Versi 1.1 2015-09-13: Penambahan paralel etimologis YHWH, beberapa perbaikan kecil

No comments:

Post a Comment